Quantcast
Channel: Baca Biar Beken
Viewing all articles
Browse latest Browse all 469

Blogtour dan Giveaway: Seaside

$
0
0

Judul: Seaside
Pengarang: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Penyunting: Misni Parjiati
Tebal: 236
Cetakan: 1, Oktober 2016
Penerbit: Senja



Janganpernah meremehkan dahsyatnya dendam, karena dendam yang terus dipupuk dan dipelihara suatu ketika akan meluap dahsyat menjadi amukan tak terkendali. Inilah yang dialami oleh seorang gadis dalam novel Seaside ini. Ayahnya dipenjara hanya karena beliau memiliki komitmen untuk memberantas korupsi yang dilakukan sekelompok pejabat. Bagi sang ayah, hukum harus ditegakkan apa pun taruhannya. Karena kasusnya melibatkan para petinggi di negeri ini, semua cara kotor dan licik pun dikerahkan untuk menjebak ayah si gadis. Komplotan tikus berdasi itu lalu menjebloskan ayah si gadis ke penjara. Apalah yang bisa dilakukan oleh sang anak yang masih seorang mahasiswi saat harus melawan sekelompok koruptor yang didukung harta dan posisi wah? Tapi, dendam ternyata mampu menjadi bahan bakar yang luar biasa. Si gadis bertekad akan membalas dendam demi ayahnya yang tak bersalah.

"Mungkin saja kamu salah. Mungkin saja kamu kalah. tapi kamu nggak jatuh tanpa perlawanan. Meskipun kamu bisa saja kecewa dengan hasilnya, kamu nggak akan kecewa dengan prosesnya. Dan itu yang membuat kamu kuat--itu yang membuat kamu berarti."(hlm. 111)

Dari seorang gadis polos, si tokoh aku berkembang menjadi seorang pembalas dendam yang ganas. Pertemuan dengan sosok misterius bernama Anon langsung menggubah dunianya. Dari Anon, si gadis belajar teknik bela diri, menembak, ketahanan tubuh, melontarkan pisau, dan beragam teknik membunuh lainnya. Dari Anon ini, dia dikenalkan juga kepada sosok-sosok lain seperti Alisha dan juga Alri yang terus melatih, membantu, dan menyiapkan si gadis dalam upaya balas dendamnya. Latihan keras pun harus dijalani si gadis demi menguatkan tubuh dan pikirannya. Mulai dari berenang, lari jarak jauh, menggotong benda berat, gulat, silat, lempar pisau, menembak dengan jitu; dari yang semula gadis kuliahan biasa, sang gadis kini menjadi seorang mesin pembunuh yang terlatih. Dia sudah siap membalaskan dendam ayahnya. Dan, pembalasan dendamnya tidak akan main-main.

"Kenapa meminta orang lain mewujudkan keadilan kalau kita sendiri tidak mencoba memperlakukan orang dengan setara?"(hlm. 147)

Hukum sering kali tajam ke bawah, tetapi langsung tumpul saat mengarah ke atas. Inilah yang mungkin dirasakan si gadis. Jika pelakunya para pejabat kelas tinggi, hukum seolah tak berkutik. Maka, si gadis bertekad untuk menjadi hukum itu sendiri. Ia sendiri yang akan bergerak menghukum para penjahat yang tak tersentuh itu. Satu demi satu, si gadis memburu para calon korbannya: siapa saja mereka, apa jabatannya, dan—yang terpenting—apa saja kelemahan mereka. Dari semua korban, rata-rata lemah terhadap wanita cantik. Orang-orang menjijikan itu gemar bersenang-senang dengan wanita muda. Inilah kesempatan si gadis, dia menyaru menjadi gadis genit yang polos. Di balik senyum menggodanya, si gadis siap menebas putus kepala korbannya .

"Peristiwa yang mengubah manusia itu selalu menarik. Perubahan manusia sendiri menarik. Dan manusia yang berubah, they're more than fascinating."(hlm. 145)

Pembunuhan demi pembunuhan dilakukannya tanpa belas kasih. Kepala terpenggal, usus terburai, peluru yang menembus kepala, darah yang muncrat, hingga racun mematikan yang akan menyiksa korbannya berjam-jam sebelum maut merenggut akan menjadi suguhan dalam novel ini. Bahkan setelah pembunuhan selesai, kengerian lain menanti berupa mesin penggiling tulang dengan suara menggiriskan yang digunakan untuk menghilangkan barang bukti. Orang-orang misterius yang sama juga mengajarkan kepada si gadis hal-hal lain tentang cara membunuh yang bersih, bagaimana menghilangkan jejak, bagaimana membuat alibi, dan kemudian bagaimana menyembunyikan identitas para korban. Apakah si gadis berhasil menghabisi seluruh korbannya? Dan, bagaimana akhir dari semua kekejian ini?

"Mudah sekali menyalahkan orang lain, tetapi sulit sekali melihat kesalahan pada diri sendiri?"(hlm. 147)

Ziggy dalam novel Seaside ini rupanya tidak tanggung-tanggung dalam mengumbar adegan-adegan kekerasan di novel ini. Darah dan daging berceceran di mana-mana, tulang yang digiling, bola mata yang ditusuk, dan detik-detik korban berkelonjotan menanti maut. Beberapa adegan keji muncul begitu saja di tengah-tengah narasi, sampai saya yang lain lelap-lelap bohay pun langsung mual. Sepertinya, Seaside hanya untuk konsumsi bacaan 15 tahun ke atas, lumayan berdarah-darah soalnya. Lalu, setelah kengerian itu, adakah sesuatu yang memuaskan di belakang? Ya, ada twist dan sesuatu di ending novel ini yang membuat saya bilang: “Rasakan, ngoahahahahaha!” Novel ini saya rekomendasikan untuk penggemar cerita-cerita thriller yang nggak kentang.

Ada satu novel Seaside karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie dibagikan gratis oleh Penebit DIVA Press dalam blogtour kali ini. Silakan simak cara ikutannya berikut ini:



  1. Wajib follow twitter @divapress01 dan like akun fanpagenya Penerbit DIVA Press 
  2. Tolong bantu share/bagikan postingan kuis ini, minimal satu kali saja.
  3. Memiliki alamat kirim hadiah (kalau menang) di wilayah Republik Indonesia
  4. Dimohon hanya menjawab satu kali saja agar adil
  5. Giveaway ini berlangsung sampai tanggal 7 November 2016. Saya akan mengundi satu pemenang beruntung dengan bantuan random(dot)org.
  6. Pengumuman pemenang insya Allah tanggal 8 November. Bagi yang belum beruntung, masih bisa ikutan giveaway-nya di blog Mbak Ina
  7. Silakan menjawab dengan format berikut ini di kolom komentar:

Nama:
Twitter/Facebook:
Link share:
Tahun Kelahiranmu:

     

 Terima kasih sudah ikutan.




Viewing all articles
Browse latest Browse all 469

Trending Articles