Judul: Tales from the Perilous Realm (Kisah-Kisah dari Negeri Penuh Bahaya)
Pengarang: J.R. Tolkien
Penerjemah: Poppy D. Chusfany
Tebal: 454 hlm
Cetakan: 1, 2015
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
"Fantasi adalah aktivitas manusia yang alamiah; tidak akan menghina atau merusak Nalar."(hlm. 418)
Terus terang, isi buku ini diluar pengharapan saya. Bukan karena jelek, hanya semata karena tidak saya jumpai apa yang saya tunggu-tunggu dari promosi buku ini: romantisme dan pengobat rindu pada dunia Middle Earth. Salah saya yang kurang menyimak dan keburu terpesona promonya sehingga alih-alih meminta The Silmarilion saya malah minta buku ini kepada Santa (tapi, saya akhirnya beli juga sih itu buku tebal similikiti wkwkwk). Buat Santaku, ini murni salah saya yang keliru memilih buku. Bagiku, pemberian darimu adalah senantiasa istimewa, apa pun itu. Bagi yang belum membaca buku ini, saya hanya ingin mengatakan kalau Tales from the Perilous Realm ini bukan lah sekuel atau bagian dari serial panjang The Hobbit dan kawan-kawan meskipun sejumlah kecil tentang mahkluk-makhluknya turut disebut di buku ini. Dalam pengantarnya di buku ini, Tom Shippey sampai menyebut bahwa para ahli sendiri tidak tahu kapan tepatnya Simbah Tolkien mulai tertarik pada dunia faerie, dan banyak kisha di buku ini memang lebih berbaru faerie ketimbang Middle Earth.
Tiga dari lima kisah di buku ini ditulis Tolkien pada era 1960-an, sementara Roveramdom tertulis tahun 1998 (kemungkinan memang belum diterbitkan saat beliau wafat dan disimpan oleh keluarganya atau entah) dan Petani Penakluk Naga ditulis tahun 1949 (belum lama dari penulisan The Lord of the Rings series sehingga kisah inilah yang menurut saya paling mendekati dengan kondisi ME). Paling tidak, ada naga di kisah ini yang bisa mengobati kerinduan saya pada para Hobbit. Kisah tentang petani pemberani ini juga yang paling saya sukai, lalu diikuti Roverandom, sementara tiga yang lain saya lupa kisahnya tentang apa wkwkwk *dikeplak Arwen.
1. Roverandom
Karena kesalahan kecilnya, seekor anjing kecil (tettttooott, dobel 'kecil') dikutuk oleh seorang ahli tenung dari Persia menjadi seekor boneka anjing yang berukuran mini. Sungguh apes sekali si anjing kecil itu. tapi, siapa sangka, dalam bentuknya yang mini dan tidak bisa bergerak sendiri, si anjing kecil malah berkesempatan menjalani petualangan luar biasa yang mungkin tak akan pernah bisa dibayangkan anjing-anjing yang normal. Mulai dari terbang separuh dunia di atas punggung camar, bermain dan menjelajahi sisi gelap Bulan, hingga tinggal selama berbulan-bulan sebagai anjing-laut di kerajaan dasar samudra. Melalui perjuangan Rover (nama si anjing) untuk memohon si penyihir agar mengembalikan wujudnya kembali ke semula, kita seperti disadarkan bahwa sesuatu yang kurang kita sukai kadang bisa menyuguhkan hal-hal terbaik yang tak terbayangkan; kita hanya harus emencoba untuk menikmatinya saja. Oh ya, deretan penyihir di buku ini bikin saya kangen sama Gandalf huuhuhu.
2. Petani Penakluk Naga
Yay, inilah kisah kesukaan saya di buku ini. Giles, seorang petani dusun yang polos tiba-tiba dihadapkan pada tugas berat untuk menaklukkan naga ganas yang mengacau negeri hanya karena akibat ketidaksengajaan yang dilakukannya saat berhasil memukul mundur seorang raksasa. Raja pun menganugerahinya pedang kehormatan sebagai senjata untuk membantunya mengalahkan sang naga. Keberuntungan memang selalu menyertai mereka yang berani, dan inilah yang terjadi pada Giles. Petani polos namun pemberani itu entah kenapa selalu beruntung sehingga dia bisa menaklukan naga lebih karena keberuntungan ketimbang keberaniannya juga. Dalam kisah ini, Tolkien kembali menghadirkan sosok naga yang cerdas juga culas macam Smaug. Lewat kisah ini juga, naga itu jatuh karena kesombongan diri dan kelicikannya. Senyam-senyum saya membaca kisah seru ini. Oh ya, Tolkien juga menyisipkan sedikit kisah sejarah asal-usul nama tempat di Inggris pada cerita ini.
3. Petualangan Tom Bombadil
Kisah ketiga ini merupakan kumpulan dari beragam jenis kisah yang oleh Tolkien ditulis ulang secara singkat dan liris melalui syair berima. Ada enam belas cerita dalam bentuk bait-bait berima (yang seperti biasa, diterjemahkan dengan baik sekali oleh Mbak Poppy) dan mengingatkan kita pada lagu-lagu kaum hobbit dan elf di ME. Saya paling suka dengan syair berima nomor 10 dan 11. Ilustrasi di kisah-kisah ketiga ini juga sangat keren. Beberapa syair di bagian ini juga mengisahkan tentang sejumlah karakter dan keajaiban di Middle Earth sehingga saya tidak terlalu kecewa-kecewa amat.
4. Pandai Besi dari Wotton Major
Kisah inilah yang dari awal sampai akhir begitu beraroma faerie sampai saya eneg. Kepada seorang kawan, saya pernah bilang bahwa saya paling tidak menyukai kisah-kisah fantasi yang tokohnya faerie entah kenapa, dan alangkah kagetnya ketika Tolkien juga menulis tentang ini. Cerita keempat ini sendiri berkisah mengenai seorang manusia yang dipilih oleh kaum faerie sebagai wakil dari kaum fana. Si terpilih mendapatkan keistimewaan untuk dapat berjalan-jalan di dunia faerie yang mengingatkan saya pada dunia kaum elf. Saya kurang tahu batasan yang ditetapkan Tolkien tentang faerie dan elf, tapi saya yakin keduanya adalah tidak sama menurut Tolkien. Saya jauh lebih suka elf tentu saja. #TimArwen. Dari dunia penuh bahaya inilah sang wakil diharapkan bisa belajar kebijakan kaum faerie tersebut. Yah, walau rasa elf hanya sedikit di kisah ini, saya cukup bisa menikmati kisahnya yang mengalun pelan.
5. Daun Karya Niggle
Dari lima cerita di buku ini, kisah kelima adalah yang paling dewasa sekaligus abstrak menurut saya. Kita seperti bisa melihat sisi lain dari Tolkien di kisah ini, karena seolah seperti membaca cerita pendek di koran akhir pekan. Cerita ini berkisah tentang seorang pelukis yang terlalu baik (walaupun dalam hatinya dia terus mengomel) sehingga sampai-sampai dia bahkan tidak memiliki waktu untuk menyelesaikan lukisan mahakaryanya. Saat sampai pada endingnya yang agak ngajak mikir, penulis menyisipkan pesan bahwa setiap laku kebaikan akan mendapatkan imbalannya dan kita kadang harus bersabar karena mungkin datangnya lumayan cukup lama. Yah, memang lebih baik jika kita tidak mengingat-ingat kebaikan sendiri namun selalu mengingat-ingat kebaikan orang lain. Tuhan tidak akan pernah lupa, itu yang jelas.
Selain lima cerita di atas, buku ini juga masih memuai esai tambahan karya Tolkien mengenai dongeng peri. Terus terang, saya kurang tahu apa manfaat dari disertakannya esai ini di buku ini selain semakin menambah tebal buku dan membuat pembaca (saya saja sih) mengantuk. Kayak masih kurang aja cerita tentang faerie di buku ini. Dalam esai semiakademik ini, Tolkien mengupas panjang lebar (errr terlalu panjang dan terlalu lebar malah) mengenai faerie, dongeng-dongengnya, serta beragam elemen terkait dongeng tersebut. Sebuah tambahan yang menurut saya kurang begitu bermanfaat (meskipun saya yakin banyak pembaca yang menyukainya, yah selera sih mau gimana lagi?) dalam bangunan besar buku ini. Tapi, dari buku ini, saya jadi belajar banyak dan tahu banyak mengenai sisi lain seorang JR Tolkien sebagai seorang pengarang, ahli ilmu bahasa, profesor universitas dengan dedikasinya yang luar biasa pada kisah-kisah fantasi. Tiga bintang untuk buku tebal ini.
Setelah ulasan singkat, err panjang, saatnya menebak siapa sang Santa baik hati yang telah mengirimkan buku ini. Kita simak lagi teka-teki yang terkirim bersama buku ini di di sini. Teka-tekinya juga berima seperti kisah ketiga di buku ini:
Terus terang, saya sama sekali tidak punya ide siapa sebenarnya si Santa Rahasia. Saya juga sudah tidak aktif di grup wa BBI--karena telepon seluler saya hilang sehingga saya kembali harus menggunakan hape jadul yang tidak kompaatibel itu *curhat*--sehingga tidak bisa tanya-tanya ke teman-teman. Tapi, saya akan mencoba menebaknya sendiri berdasarkan petunjuk yang ada.
1. Si santa ini anak bahasa, atau suka bahasa, atau bekerja di bidang yang terkait bahasa. Kenapa? Karena teka-tekinya sangat bernyanyi lagi rapi.
2. Satu dua sama, kita yang sama, tapi berbeda, apa makna dari larik ini? Kita sama-sama pria atau sama-sama manusia? Ataukah pekerjaan kita di bidang yang sama? Oke, saya anggap kita kerja di dunia yang sama.
3. Abaikan yang lain, lihat dua saja yang serupa. Dari beberapa member BBI, ada yang mengaku kembar satu sama lain. Jadi, mungkin kamu punya kembaran. Dan kembaran di BBI itu banyak banget, deh Yon, kelar idup loe ngohahaha
4. Aku tahu kau lakukan apa, langkahku pernah di sana. Jadi, si Santa ini tau aku lakukan apa? Duh saya jadi malu huhuhu ketahuan deh saya suka nimbun dan belum bayar utang di soto depan kantor. tapi, mungkin yang dimaksud Santa adalah dia tahu saya bekerja sebagai apa (editor) dan bahwa dia juga pernah ada di kota saya (atau mungkin di kantor saya, atau mungkin pernah bekerja di bidang yang sama).
5. Semoga suka dengan buku pemberianku ya, DIYAN". Oke fiks, jadi dia tahu nama malam saya? I'm done X-X
6. Salam 1252 ... beneran blank saya ini maksudnya apaan wkwkwk.
Jadi, saya tebak bahwa Santa Rahasia saya adalah Dini Novita Sari alias Dinoy dari blog dinoybooksreview.wordpress.com. Entah benar atau salah, saya pasrah hahaha. Siapa pun Santa saya, saya ucapkan terima kasih banyak sekali.
Pengarang: J.R. Tolkien
Penerjemah: Poppy D. Chusfany
Tebal: 454 hlm
Cetakan: 1, 2015
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
"Fantasi adalah aktivitas manusia yang alamiah; tidak akan menghina atau merusak Nalar."(hlm. 418)
Terus terang, isi buku ini diluar pengharapan saya. Bukan karena jelek, hanya semata karena tidak saya jumpai apa yang saya tunggu-tunggu dari promosi buku ini: romantisme dan pengobat rindu pada dunia Middle Earth. Salah saya yang kurang menyimak dan keburu terpesona promonya sehingga alih-alih meminta The Silmarilion saya malah minta buku ini kepada Santa (tapi, saya akhirnya beli juga sih itu buku tebal similikiti wkwkwk). Buat Santaku, ini murni salah saya yang keliru memilih buku. Bagiku, pemberian darimu adalah senantiasa istimewa, apa pun itu. Bagi yang belum membaca buku ini, saya hanya ingin mengatakan kalau Tales from the Perilous Realm ini bukan lah sekuel atau bagian dari serial panjang The Hobbit dan kawan-kawan meskipun sejumlah kecil tentang mahkluk-makhluknya turut disebut di buku ini. Dalam pengantarnya di buku ini, Tom Shippey sampai menyebut bahwa para ahli sendiri tidak tahu kapan tepatnya Simbah Tolkien mulai tertarik pada dunia faerie, dan banyak kisha di buku ini memang lebih berbaru faerie ketimbang Middle Earth.
Tiga dari lima kisah di buku ini ditulis Tolkien pada era 1960-an, sementara Roveramdom tertulis tahun 1998 (kemungkinan memang belum diterbitkan saat beliau wafat dan disimpan oleh keluarganya atau entah) dan Petani Penakluk Naga ditulis tahun 1949 (belum lama dari penulisan The Lord of the Rings series sehingga kisah inilah yang menurut saya paling mendekati dengan kondisi ME). Paling tidak, ada naga di kisah ini yang bisa mengobati kerinduan saya pada para Hobbit. Kisah tentang petani pemberani ini juga yang paling saya sukai, lalu diikuti Roverandom, sementara tiga yang lain saya lupa kisahnya tentang apa wkwkwk *dikeplak Arwen.
1. Roverandom
Karena kesalahan kecilnya, seekor anjing kecil (tettttooott, dobel 'kecil') dikutuk oleh seorang ahli tenung dari Persia menjadi seekor boneka anjing yang berukuran mini. Sungguh apes sekali si anjing kecil itu. tapi, siapa sangka, dalam bentuknya yang mini dan tidak bisa bergerak sendiri, si anjing kecil malah berkesempatan menjalani petualangan luar biasa yang mungkin tak akan pernah bisa dibayangkan anjing-anjing yang normal. Mulai dari terbang separuh dunia di atas punggung camar, bermain dan menjelajahi sisi gelap Bulan, hingga tinggal selama berbulan-bulan sebagai anjing-laut di kerajaan dasar samudra. Melalui perjuangan Rover (nama si anjing) untuk memohon si penyihir agar mengembalikan wujudnya kembali ke semula, kita seperti disadarkan bahwa sesuatu yang kurang kita sukai kadang bisa menyuguhkan hal-hal terbaik yang tak terbayangkan; kita hanya harus emencoba untuk menikmatinya saja. Oh ya, deretan penyihir di buku ini bikin saya kangen sama Gandalf huuhuhu.
2. Petani Penakluk Naga
Yay, inilah kisah kesukaan saya di buku ini. Giles, seorang petani dusun yang polos tiba-tiba dihadapkan pada tugas berat untuk menaklukkan naga ganas yang mengacau negeri hanya karena akibat ketidaksengajaan yang dilakukannya saat berhasil memukul mundur seorang raksasa. Raja pun menganugerahinya pedang kehormatan sebagai senjata untuk membantunya mengalahkan sang naga. Keberuntungan memang selalu menyertai mereka yang berani, dan inilah yang terjadi pada Giles. Petani polos namun pemberani itu entah kenapa selalu beruntung sehingga dia bisa menaklukan naga lebih karena keberuntungan ketimbang keberaniannya juga. Dalam kisah ini, Tolkien kembali menghadirkan sosok naga yang cerdas juga culas macam Smaug. Lewat kisah ini juga, naga itu jatuh karena kesombongan diri dan kelicikannya. Senyam-senyum saya membaca kisah seru ini. Oh ya, Tolkien juga menyisipkan sedikit kisah sejarah asal-usul nama tempat di Inggris pada cerita ini.
3. Petualangan Tom Bombadil
Kisah ketiga ini merupakan kumpulan dari beragam jenis kisah yang oleh Tolkien ditulis ulang secara singkat dan liris melalui syair berima. Ada enam belas cerita dalam bentuk bait-bait berima (yang seperti biasa, diterjemahkan dengan baik sekali oleh Mbak Poppy) dan mengingatkan kita pada lagu-lagu kaum hobbit dan elf di ME. Saya paling suka dengan syair berima nomor 10 dan 11. Ilustrasi di kisah-kisah ketiga ini juga sangat keren. Beberapa syair di bagian ini juga mengisahkan tentang sejumlah karakter dan keajaiban di Middle Earth sehingga saya tidak terlalu kecewa-kecewa amat.
4. Pandai Besi dari Wotton Major
Kisah inilah yang dari awal sampai akhir begitu beraroma faerie sampai saya eneg. Kepada seorang kawan, saya pernah bilang bahwa saya paling tidak menyukai kisah-kisah fantasi yang tokohnya faerie entah kenapa, dan alangkah kagetnya ketika Tolkien juga menulis tentang ini. Cerita keempat ini sendiri berkisah mengenai seorang manusia yang dipilih oleh kaum faerie sebagai wakil dari kaum fana. Si terpilih mendapatkan keistimewaan untuk dapat berjalan-jalan di dunia faerie yang mengingatkan saya pada dunia kaum elf. Saya kurang tahu batasan yang ditetapkan Tolkien tentang faerie dan elf, tapi saya yakin keduanya adalah tidak sama menurut Tolkien. Saya jauh lebih suka elf tentu saja. #TimArwen. Dari dunia penuh bahaya inilah sang wakil diharapkan bisa belajar kebijakan kaum faerie tersebut. Yah, walau rasa elf hanya sedikit di kisah ini, saya cukup bisa menikmati kisahnya yang mengalun pelan.
5. Daun Karya Niggle
Dari lima cerita di buku ini, kisah kelima adalah yang paling dewasa sekaligus abstrak menurut saya. Kita seperti bisa melihat sisi lain dari Tolkien di kisah ini, karena seolah seperti membaca cerita pendek di koran akhir pekan. Cerita ini berkisah tentang seorang pelukis yang terlalu baik (walaupun dalam hatinya dia terus mengomel) sehingga sampai-sampai dia bahkan tidak memiliki waktu untuk menyelesaikan lukisan mahakaryanya. Saat sampai pada endingnya yang agak ngajak mikir, penulis menyisipkan pesan bahwa setiap laku kebaikan akan mendapatkan imbalannya dan kita kadang harus bersabar karena mungkin datangnya lumayan cukup lama. Yah, memang lebih baik jika kita tidak mengingat-ingat kebaikan sendiri namun selalu mengingat-ingat kebaikan orang lain. Tuhan tidak akan pernah lupa, itu yang jelas.
Selain lima cerita di atas, buku ini juga masih memuai esai tambahan karya Tolkien mengenai dongeng peri. Terus terang, saya kurang tahu apa manfaat dari disertakannya esai ini di buku ini selain semakin menambah tebal buku dan membuat pembaca (saya saja sih) mengantuk. Kayak masih kurang aja cerita tentang faerie di buku ini. Dalam esai semiakademik ini, Tolkien mengupas panjang lebar (errr terlalu panjang dan terlalu lebar malah) mengenai faerie, dongeng-dongengnya, serta beragam elemen terkait dongeng tersebut. Sebuah tambahan yang menurut saya kurang begitu bermanfaat (meskipun saya yakin banyak pembaca yang menyukainya, yah selera sih mau gimana lagi?) dalam bangunan besar buku ini. Tapi, dari buku ini, saya jadi belajar banyak dan tahu banyak mengenai sisi lain seorang JR Tolkien sebagai seorang pengarang, ahli ilmu bahasa, profesor universitas dengan dedikasinya yang luar biasa pada kisah-kisah fantasi. Tiga bintang untuk buku tebal ini.
Setelah ulasan singkat, err panjang, saatnya menebak siapa sang Santa baik hati yang telah mengirimkan buku ini. Kita simak lagi teka-teki yang terkirim bersama buku ini di di sini. Teka-tekinya juga berima seperti kisah ketiga di buku ini:
“Didididam Parampampam …
Satu dua sama, kita yang sama, tapi berbeda
Dididisam Parampampam …
Abaikan yang lain, lihat dua saja yang serupa.
Didididam Parampampam
Aku tahu kau lakukan apa, langkahku pernah di sana
Semoga suka dengan buku pemberianku ya, DIYAN"
Salam 1252
Terus terang, saya sama sekali tidak punya ide siapa sebenarnya si Santa Rahasia. Saya juga sudah tidak aktif di grup wa BBI--karena telepon seluler saya hilang sehingga saya kembali harus menggunakan hape jadul yang tidak kompaatibel itu *curhat*--sehingga tidak bisa tanya-tanya ke teman-teman. Tapi, saya akan mencoba menebaknya sendiri berdasarkan petunjuk yang ada.
1. Si santa ini anak bahasa, atau suka bahasa, atau bekerja di bidang yang terkait bahasa. Kenapa? Karena teka-tekinya sangat bernyanyi lagi rapi.
2. Satu dua sama, kita yang sama, tapi berbeda, apa makna dari larik ini? Kita sama-sama pria atau sama-sama manusia? Ataukah pekerjaan kita di bidang yang sama? Oke, saya anggap kita kerja di dunia yang sama.
3. Abaikan yang lain, lihat dua saja yang serupa. Dari beberapa member BBI, ada yang mengaku kembar satu sama lain. Jadi, mungkin kamu punya kembaran. Dan kembaran di BBI itu banyak banget, deh Yon, kelar idup loe ngohahaha
4. Aku tahu kau lakukan apa, langkahku pernah di sana. Jadi, si Santa ini tau aku lakukan apa? Duh saya jadi malu huhuhu ketahuan deh saya suka nimbun dan belum bayar utang di soto depan kantor. tapi, mungkin yang dimaksud Santa adalah dia tahu saya bekerja sebagai apa (editor) dan bahwa dia juga pernah ada di kota saya (atau mungkin di kantor saya, atau mungkin pernah bekerja di bidang yang sama).
5. Semoga suka dengan buku pemberianku ya, DIYAN". Oke fiks, jadi dia tahu nama malam saya? I'm done X-X
6. Salam 1252 ... beneran blank saya ini maksudnya apaan wkwkwk.
Jadi, saya tebak bahwa Santa Rahasia saya adalah Dini Novita Sari alias Dinoy dari blog dinoybooksreview.wordpress.com. Entah benar atau salah, saya pasrah hahaha. Siapa pun Santa saya, saya ucapkan terima kasih banyak sekali.